Berikut
ini adalah contoh paragraf deduktif :
Chairil
Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan
dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang
menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian
kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam
sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu"
memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang
terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair
besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945.
Penarikan
kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak
langsung.
1. Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan
secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis
yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan
secara langsung:
1.
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian
P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua
manusia mempunyai rambut. (premis)
Sebagian
yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)
2.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak
satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Semua
pistol adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak
satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
3.
Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua
S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak
seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)
Semua
gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)
4.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak
satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak
satu-pun tak P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua
kucing adalah berbulu. (premis)
Tidak
satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)
Tidak
satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)
2. Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk
penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data.
Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama
adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang
bersifat khusus.
Jenis
penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1. Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
Semua
manusia akan mati
Andre
adalah manusia
Jadi,
Andre akan mati. (simpulan)
Semua
manusia bijaksana
Semua
guru adalah manusia
Jadi,
semua guru bijaksana. (simpulan)
2. Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya
:
Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada
malam hari tidak ada sinar matahari
Pada
malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.
Semua
ilmuwan adalah orang cerdas
Anto
adalah seorang ilmuwan.
Jadi,
Anto adalah orang cerdas.
Jadi,
dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan silogisme.
Ingat, penalaran deduktif dengan paragraf deduktif berbeda ! Semoga tulisan ini bisa membantu dan bermanfaat bagi bloggers semua.
Maaf, jika ada kesalahan dalam pengetikan ataupun dalam penyusunan kata-kata.
Saran dan kritik admin tunggu~
Referensi :
Ahmadi,
H.Abu . 1998 . psikologi Umum . Jakarta : PT. Rineka Cipta
Ambarwati,
Sri Bahasa Indonesia untuk SMA / MA
kelas X semester genap. Klaten , Jawa Tengah : CV Viva Pakarindo
Arifin,
Zaenal, E. dan S.Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar