Pages

Jumat, 12 Oktober 2012

Fungsi dan Contoh Penggunaan Tanda Baca pada Kalimat

Ingatkah alasan kalian waktu pertama kali berangkat ke sekolah? Admin sendiri sudah tidak ingat alasan apa yang membuat admin berangkat ke sekolah tiap pagi. Hmm..seperti air yang mengalir, lama kelamaan admin mengetahui apa tujuan dan alasan bersekolah dan seberapa pentingnya. Salah satu manfaat yang secara tidak langsung admin rasakan adalah belajar berkomunikasi dan mencari teman baru. Komunikasi yang baik akan berdampak baik ke depannya, menurut admin setiap orang memiliki gaya berkomunikasinya sendiri dan menjadi ciri khasnya. Seiring perubahan zaman, bahasa komunikasi yang digunakan juga berkembang dan bercampur dengan bahasa asing. Bahasa Indonesia adalah bahasa ibu negeri Indonesia, jadi kita sebagai generasi muda kita harus melestarikannya dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar meski terkadang dianggap remeh oleh orang lain. Kali ini admin ingin membahas sedikit mengenai pemakaian tanda baca yang sering ditemui dalam penulisan berdasarkan buku panduan dan yang admin masih ingat. ^^

  1. Tanda Titik (.)
-          Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh :
Orang tuaku tinggal di Jakarta.
Hari ini tanggal 8 Oktober 2012.
Satoshi menanyakan siapa yang akan datang.
-          Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh :
1.    Patokan Umum
1.1  Isi Karangan
1.2  Ilustrasi
1.2.1      Gambar Tangan
1.2.2     Tabel
1.2.3      Grafik
-          Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh :
2.45.15 (pukul 2 lewat 45 menit 15 detik)
-          Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh :
4.15.30 jam (4 jam, 15 menit, 30 detik)
0.0.25 jam (25 detik)
-          Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit daftar pustaka.
Contoh :
Purbianto, A. 1989. Kimia. PT Intan Pariwara. Jakarta.
Siregar, Merari, 1920. Azab dan Sengsara.
Polling dan Harsono, R. 1984. Ilmu Kimia. Erlangga. Jakarta.
-          Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh :
Kota itu berpenduduk 54.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.120 jiwa.

Catatan : Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah; pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya; di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat; di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
2.    Tanda Koma (,)
-          Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh :
Nino membeli buku, pensil, dan penghapus.
Satu, dua, … tiga!
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh :
Jun bukan anak saya, melainkan anak Pak Matsumoto.
Saya ingin dating, tetapi hari hujan.
-          Tanda koma dipakai di belakang kata atu ungkapan penghubung antarakalimat yang terdapat pada awal kalimat . Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
… Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
… Jadi, soalnya tidak semudah itu.
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh :
O, begitu?
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
Wah, hebat sekali!
-          Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma, Jalan Raya Salemba 8, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Jakarta, 10 Oktober 2012
Tokyo, Jepang
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari begian lain dalam kalimat.
Contoh :
Kata Masaki, “Saya gembira sekali.”
-          Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
Saeni, M.S. 1989. Kimia Dasar. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949, Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakjat.
-          Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh :
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1076), hlm.4.
-          Tanda Koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh :
Ny. Khadijah, M.A.
B. Ratulangi, S.E.
Dr. Ravi A. Salim
-          Tanda Koma dipakai di dimuka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh :
14,5 m
Rp 11,50
-          Tanda Koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

Catatan : Tanda Koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiring induk kalimatnya; memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru.
3.    Tanda Titik Koma (;)
-          Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
-          Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Sho sedang membaca Koran di teras; Jun sibuk menghapal naskah dramanya di kamar; Satoshi sibuk membuat kare di dapur; saya sendiri menonton acara televisi “Arashi ni Shiyagare”.
4.    Tanda Titik Dua (:)
-          Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :
Ketua     : Ohno Satoshi
Sekretaris        : Matsumoto Jun
Bendahara       : Sho Sakurai
-          Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaki dalam percakapan.
Contoh :
Yui         : (meletakkan gitar di kasur) “Aku lapar.” (pergi ke dapur)
Ibu         : “Ada apa?” (melihat ke arah yui)
Yui         : “Apa masakannya sudah matang?” (memegang pundak ibu)
-          Tanda titik dua dapat dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh :
Tempo, I (34), 1971 : 7
Surat Yasin : 8
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup : Sebuag Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco, 1986.
5.    Tanda Hubung (-)
-          Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh :
Disamping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
-          Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh :
Kini ada cara baru untuk meng-
ukur panas.
Penggaris baru ini memudahkan me-
ngukur panjang pita.
Arashi memperoleh pengharga-
an atas penjualan album tertinggi tahun ini.  
-          Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
Berulang-ulang
Anak-anak
Kemerah-merahan
-          Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh :
j-a-k-a-r-t-a
8-4-1992
-          Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf capital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Contoh :
se-Indonesia
peringkat ke-1
tahun 90-an
Menteri-Sekretaris Negara
-          Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
di-smash
pen-tackle-an
6.    Tanda Pisah (-)
-          Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh :
Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
-          Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh :
Rangkaian temuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga mempelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
-          Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
Contoh :
1945-2012
Jakarta-Depok
7.    Tanda Elipsi (…)
-          Tanda elipsi dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh :
Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat.
Kalau begitu … ya, marilah kita mulai menari.
-          Tanda elipsi menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

Catatan : Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
8.    Tanda Tanya (?)
-          Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Kapan ibu akan pulang?
Kenapa mereka belum dating?
Kamu tahu, bukan?
-          Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
Satoshi dilahirkan pada tahun 1999 (?)
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9.    Tanda Seru (!)
-          Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Aku cinta kamu !
Merdeka !
Tutup pintu itu sekarang !
10. Tanda Kurung ((..))
-          Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
Lusa PMI (Palang Merah Indonesia) akan datang ke Universitas Gunadarma.
Kemarin Fitri lupa untuk mengisi kolom tanggal lahir saat mengisi KRS (Kartu Rencana Studi).
-          Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan integral pokok pembicaraan.
Contoh :
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
-          Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh :
Pengendara sepeda motor itu berasal dari (kota) Bandung.
-          Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh :
Populasi manusia di Jakarta dipengaruhi oleh faktor (a) kelahiran, (b) kematian, dan (c) perpindahan penduduk.
Penghuni rumah itu terdiri dari (a) ayah, (b) ibu, dan (c) seorang anak perempuan.
11.  Tanda Kurung Siku ([  ])
-          Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan disini.
12.  Tanda Petik (“…”)
-          Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
“Saya belum siap”, kata Mita.
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, ”Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
-          Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
-          Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh :
Kata Susan, “Saya tidak mau.”
Kata Ida, “Saya juga minta satu.”
13.  Tanda Petik Tunggal (‘…’)
-          Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh :
Tanya Mai, “Kau dengar bunyi ‘ping-pong’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Dani.
-          Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh :
Feed-back ‘balikan’
14.  Tanda Garis Miring (/)
-          Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa stu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh :
Jalan Kramat IV/39
No. 8/PK/1973
Tahun anggaran 1999/2002
-          Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh :
Ayu pulang kampung melalui jalur darat/laut
Harganya Rp 1000/lembar
15.  Tanpa Penyingkat atau Apostrof (‘)
-          Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh :
Budi ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
26 November ’12 ( ’12 = 2012)
Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)

Bagaimana dengan pembahasan dan penjelasan singkat di atas mengenai tanda baca? Kurang lebih, begitulah penggunaan tanda baca yang saya peroleh dan berdasarkan dari beberapa sumber. Semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat bagi para pembaca (blogger).

Referensi :
2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pustaka Setia. Bandung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar