Ingatkah alasan kalian waktu
pertama kali berangkat ke sekolah? Admin sendiri sudah tidak ingat alasan apa
yang membuat admin berangkat ke sekolah tiap pagi. Hmm..seperti air yang
mengalir, lama kelamaan admin mengetahui apa tujuan dan alasan bersekolah dan
seberapa pentingnya. Salah satu manfaat yang secara tidak langsung admin
rasakan adalah belajar berkomunikasi dan mencari teman baru. Komunikasi yang baik
akan berdampak baik ke depannya, menurut admin setiap orang memiliki gaya
berkomunikasinya sendiri dan menjadi ciri khasnya. Seiring perubahan zaman,
bahasa komunikasi yang digunakan juga berkembang dan bercampur dengan bahasa
asing. Bahasa Indonesia adalah bahasa ibu negeri Indonesia, jadi kita sebagai
generasi muda kita harus melestarikannya dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar meski terkadang dianggap remeh oleh orang lain. Kali ini admin
ingin membahas sedikit mengenai pemakaian tanda baca yang sering ditemui dalam
penulisan berdasarkan buku panduan dan yang admin masih ingat. ^^
- Tanda
Titik (.)
-
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
Contoh
:
Orang
tuaku tinggal di Jakarta.
Hari
ini tanggal 8 Oktober 2012.
Satoshi
menanyakan siapa yang akan datang.
-
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh
:
1.
Patokan Umum
1.1 Isi
Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1
Gambar Tangan
1.2.2
Tabel
1.2.3
Grafik
-
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh
:
2.45.15
(pukul 2 lewat 45 menit 15 detik)
-
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh
:
4.15.30
jam (4 jam, 15 menit, 30 detik)
0.0.25
jam (25 detik)
-
Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat
terbit daftar pustaka.
Contoh
:
Purbianto,
A. 1989. Kimia. PT Intan Pariwara. Jakarta.
Siregar,
Merari, 1920. Azab dan Sengsara.
Polling
dan Harsono, R. 1984. Ilmu Kimia. Erlangga. Jakarta.
-
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya.
Contoh
:
Kota
itu berpenduduk 54.200 orang.
Gempa
yang terjadi semalam menewaskan 1.120 jiwa.
Catatan
: Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah; pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya; di belakang (1) alamat pengirim
dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat; di belakang angka atau huruf
dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang
terakhir dalam deretan angka atau huruf.
2. Tanda Koma (,)
-
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan.
Contoh :
Nino membeli buku, pensil, dan
penghapus.
Satu, dua, … tiga!
Surat biasa, surat kilat, ataupun
surat khusus memerlukan perangko.
-
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh :
Jun bukan anak saya, melainkan anak
Pak Matsumoto.
Saya ingin dating, tetapi hari hujan.
-
Tanda koma dipakai di
belakang kata atu ungkapan penghubung antarakalimat yang terdapat pada awal
kalimat . Termasuk didalamnya oleh karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
… Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati.
… Jadi, soalnya tidak semudah itu.
-
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah,
aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh :
O, begitu?
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
Wah, hebat sekali!
-
Tanda koma dipakai
diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Gunadarma, Jalan Raya Salemba 8, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1,
Bogor
Jakarta, 10 Oktober 2012
Tokyo, Jepang
-
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari begian lain dalam kalimat.
Contoh :
Kata Masaki, “Saya gembira sekali.”
-
Tanda koma dipakai
untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
Saeni, M.S. 1989. Kimia Dasar.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949, Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid
1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakjat.
-
Tanda koma dipakai
diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh :
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk karang-mengarang
(Yogyakarta: UP Indonesia, 1076), hlm.4.
-
Tanda Koma dipakai
diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh :
Ny. Khadijah, M.A.
B. Ratulangi, S.E.
Dr. Ravi A. Salim
-
Tanda Koma dipakai di
dimuka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh :
14,5 m
Rp 11,50
-
Tanda Koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
Kalau hari hujan,
saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Catatan : Tanda Koma tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiring induk kalimatnya; memisahkan
petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru.
3.
Tanda Titik Koma (;)
-
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Malam makin larut; pekerjaan belum
selesai juga.
-
Tanda titik koma dapat
dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Sho sedang membaca Koran di teras; Jun
sibuk menghapal naskah dramanya di kamar; Satoshi sibuk membuat kare di dapur;
saya sendiri menonton acara televisi “Arashi ni Shiyagare”.
4.
Tanda Titik Dua (:)
-
Tanda titik dua
dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :
Ketua :
Ohno Satoshi
Sekretaris : Matsumoto Jun
Bendahara : Sho Sakurai
-
Tanda titik dua dapat
dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaki dalam percakapan.
Contoh :
Yui :
(meletakkan gitar di kasur) “Aku lapar.” (pergi ke dapur)
Ibu :
“Ada apa?” (melihat ke arah yui)
Yui :
“Apa masakannya sudah matang?” (memegang pundak ibu)
-
Tanda titik dua dapat
dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh :
Tempo, I (34), 1971 : 7
Surat Yasin : 8
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur
Hidup : Sebuag Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan
Kita? Djakarta: Eresco, 1986.
5.
Tanda Hubung (-)
-
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
Contoh :
Disamping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
-
Tanda hubung
menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian
kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh :
Kini ada cara baru untuk meng-
ukur panas.
Penggaris baru ini memudahkan me-
ngukur panjang pita.
Arashi memperoleh pengharga-
an atas penjualan album tertinggi
tahun ini.
-
Tanda hubung
menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
Berulang-ulang
Anak-anak
Kemerah-merahan
-
Tanda hubung
menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh :
j-a-k-a-r-t-a
8-4-1992
-
Tanda hubung dipakai
untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital,
(ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf capital dengan
imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Contoh :
se-Indonesia
peringkat ke-1
tahun 90-an
Menteri-Sekretaris Negara
-
Tanda hubung dipakai
untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
di-smash
pen-tackle-an
6.
Tanda Pisah (-)
-
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh :
Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin
akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
-
Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh :
Rangkaian temuan ini – evolusi, teori
kenisbian, dan kini juga mempelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
-
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan
arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
Contoh :
1945-2012
Jakarta-Depok
7.
Tanda Elipsi (…)
-
Tanda elipsi dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh :
Kalau begitu … ya, marilah kita
berangkat.
Kalau begitu … ya, marilah kita mulai
menari.
-
Tanda elipsi menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
Sebab-sebab kemerosotan … akan
diteliti lebih lanjut.
Catatan : Jika bagian yang dihilangkan
mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk
menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
8.
Tanda Tanya (?)
-
Tanda tanya dipakai
pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Kapan ibu akan pulang?
Kenapa mereka belum dating?
Kamu tahu, bukan?
-
Tanda Tanya dipakai
di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
Satoshi dilahirkan pada tahun 1999 (?)
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?)
hilang.
9.
Tanda Seru (!)
-
Tanda seru dipakai
sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Aku cinta kamu !
Merdeka !
Tutup pintu itu sekarang !
10. Tanda Kurung ((..))
-
Tanda kurung mengapit
tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
Bagian Perencanaan sudah selesai
menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
Lusa PMI (Palang Merah Indonesia) akan
datang ke Universitas Gunadarma.
Kemarin Fitri lupa untuk mengisi kolom
tanggal lahir saat mengisi KRS (Kartu Rencana Studi).
-
Tanda kurung mengapit
keterangan atau penjelasan yang bukan integral pokok pembicaraan.
Contoh :
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama
tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
-
Tanda kurung mengapit
huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh :
Pengendara sepeda motor itu berasal
dari (kota) Bandung.
-
Tanda kurung mengapit
angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh :
Populasi manusia di Jakarta
dipengaruhi oleh faktor (a) kelahiran, (b) kematian, dan (c) perpindahan
penduduk.
Penghuni rumah itu terdiri dari (a)
ayah, (b) ibu, dan (c) seorang anak perempuan.
11. Tanda Kurung Siku ([ ])
-
Tanda kurung siku
mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh :
Persamaan kedua proses ini
(perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu
dibentangkan disini.
12. Tanda Petik (“…”)
-
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
“Saya belum siap”, kata Mita.
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, ”Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia.”
-
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada
halaman 5 buku itu.
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari
Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
-
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Contoh :
Kata Susan, “Saya tidak mau.”
Kata Ida, “Saya juga minta satu.”
13. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
-
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Contoh :
Tanya Mai, “Kau dengar bunyi ‘ping-pong’
tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar
teriak anakku, ‘Ibu, bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak
Dani.
-
Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh :
Feed-back ‘balikan’
14. Tanda Garis Miring (/)
-
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa stu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh :
Jalan Kramat IV/39
No. 8/PK/1973
Tahun anggaran 1999/2002
-
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh :
Ayu pulang kampung melalui jalur
darat/laut
Harganya Rp 1000/lembar
15. Tanpa Penyingkat atau Apostrof (‘)
-
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Contoh :
Budi ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
26 November ’12 ( ’12 = 2012)
Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
Bagaimana dengan pembahasan dan
penjelasan singkat di atas mengenai tanda baca? Kurang lebih, begitulah
penggunaan tanda baca yang saya peroleh dan berdasarkan dari beberapa sumber.
Semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat bagi para pembaca (blogger).
Referensi :
2005. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Pustaka Setia. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar